SAMARINDA – Suasana di dalam Gedung Kepala Room Hotel Puri Senyiur pada Minggu (6/7/2025) siang tampak penuh energi dan antusiasme. Sebanyak seratus pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai sektor berkumpul dalam seminar yang bertajuk “Jualan Nggak Cuma Ngomong: Seni Meyakinkan Menutup Penjualan.” Acara ini diselenggarakan oleh sebuah lembaga lokal yang berkolaborasi dengan sebuah akademi terkemuka.
Seminar ini menonjol dibandingkan acara lainnya karena segera menyentuh inti permasalahan yang sering dihadapi oleh para pelaku UMKM. Banyak pelaku usaha masih kurang percaya diri dalam menawarkan produk dan belum memahami bagaimana menutup penjualan dengan efektif.
Pentingnya Keterampilan Menjual dalam UMKM
Pembicara seminar, seorang pelatih berpengalaman, memberikan materi yang sangat aplikatif. Ia mengungkapkan bahwa keterampilan menjual bukan hanya sekadar teknik, tetapi lebih kepada pola pikir dan keberanian untuk melakukan promosi secara konsisten. Dalam sesi motivasi yang disampaikan, ia menekankan bahwa mentalitas seorang wirausahawan harus tertanam sejak awal agar UMKM dapat berkembang.
Data menunjukkan bahwa banyak pelaku UMKM yang masih meragukan kemampuan diri mereka dalam menjual. Namun, dengan pemahaman dan pelatihan yang tepat, mereka dapat mengubah cara pandang ini. Salah satu peserta bernama Yuli mengungkapkan, “Saya sudah mengikuti berbagai seminar sebelumnya, tetapi seminar ini terasa lebih menggugah dan membuat saya ingin segera mengubah strategi penjualan saya.” Panggilan untuk bertindak seperti ini menunjukkan bahwa ada dampak nyata dari pelatihan yang diberikan.
Strategi Praktis untuk Mengoptimalkan Penjualan
Selain membahas pola pikir, seminar ini juga menghadirkan berbagai strategi praktis dalam dunia penjualan. Peserta diajak untuk aktif menelaah cara-cara inovatif dalam menjual produk mereka, terutama dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi digital. Pembicara memberikan insight mengenai bagaimana penguasaan strategi pemasaran digital dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi pelaku UMKM.
Salah satu peserta lainnya, Phapat, menegaskan pentingnya kolaborasi antara lembaga penyelenggara seminar dan berbagai akademi pelatihan. “Kami sangat berharap kegiatan serupa bisa terus digelar. Pelatihan langsung dengan pendekatan aplikatif akan sangat membantu kami,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa ada permintaan yang kuat untuk kegiatan yang lebih interaktif dan praktis, bukan sekadar teori.
CEO dari lembaga penyelenggara acara juga menekankan bahwa lebih dari 4.800 UMKM terdaftar di kota ini. Dengan ilmu yang diperoleh dari seminar semacam ini, mereka dapat mengelola usaha mereka dengan lebih baik, yang tentunya akan mempercepat pertumbuhan usaha mereka. “Ketika pelaku UMKM mendapatkan pemahaman yang benar tentang strategi penjualan, maka potensi yang mereka miliki akan lebih maksimal,” jelasnya.
Selain itu, komitmen untuk membangun ekosistem UMKM yang kuat juga disampaikan oleh perwakilan akademi yang terlibat. Menurutnya, pelatihan ini merupakan bagian dari usaha berkelanjutan untuk membantu UMKM beradaptasi dengan perubahan zaman. “Dengan inovasi yang terus menerus, mereka akan bisa bersaing dan tidak tertinggal oleh perkembangan pasar,” tambahnya.
Seminar ini, dengan suasana yang interaktif dan pendekatan yang praktis, meninggalkan kesan mendalam bagi para pelaku UMKM yang hadir. Banyak di antara mereka merasakan momen kebangkitan dalam cara mereka melihat dunia penjualan. Seorang peserta menambahkan, “Acara ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membantu kami benar-benar memahami dan menerapkan teknik jualan yang efektif.”