Perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, kini mulai menunjukkan hasil yang mencolok. Inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan. Dengan hadirnya dua Dapur Sehat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Distrik Ransiki dan Oransbari, program ini kini dapat menjangkau hingga 7.000 penerima manfaat dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak usia dini hingga ibu melahirkan dan balita.
Koordinator Promosi dan Edukasi Gizi, Mohamad Fadil Alchoiri, menyebutkan bahwa dua dapur ini tidak semata-mata hanya berfungsi dalam penyediaan makanan bergizi, tetapi juga berperan aktif dalam memberdayakan ekonomi lokal. Melalui pemanfaatan bahan baku setempat dan perekrutan tenaga kerja dari masyarakat, dapur ini seolah menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Dampak Positif pada Perekonomian Lokal
Dengan dukungan yang solid, program ini telah menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Dapur Sehat tidak hanya sekadar tempat memasak, namun juga menciptakan peluang kerja baru dan mendorong pertumbuhan industri pangan lokal. “Kami pastikan bahan baku yang digunakan berasal dari hasil tani dan peternakan lokal,” ungkap Fadil saat ditemui di Manokwari. Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menekan angka stunting yang kini berhasil diturunkan hingga sekitar 20 persen.
Secara keseluruhan, program ini adalah implementasi nyata dari strategi nasional untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia. Perekonomian lokal mengalami perputaran yang lebih baik, dimana masyarakat tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga berperan sebagai pelaku aktif dalam rantai pasok makanan bergizi. Dengan demikian, keberadaan Dapur Sehat memberikan keuntungan ganda: perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi.
Pentingnya Keberlanjutan Program MBG
Melihat keberhasilan yang ada, penting bagi semua pihak untuk memastikan keberlanjutan dari program ini. Anggota Komisi IX DPR RI, Obet A. Rumbruren, menegaskan dukungannya terhadap pelaksanaan program MBG di Papua Barat. Dalam sosialisasi yang berlangsung di Distrik Ransiki, Obet menekankan bahwa dapur sehat sangat penting untuk mendistribusikan makanan bergizi secara merata kepada masyarakat. “Program ini adalah solusi nyata untuk pemenuhan gizi di masyarakat tanpa membebani mereka,” ujarnya.
Dari perspektif keberlanjutan, Obet menegaskan bahwa anggaran untuk program MBG harus tetap berputar di masyarakat. Ia berharap setiap distrik di Manokwari Selatan bisa memiliki satu Dapur Sehat, sehingga pelaksanaannya semakin efektif dan menjangkau lebih banyak warga. Dengan berbagai upaya kolaboratif ini, program MBG bisa menjadi alat transformasi yang tangguh, tidak hanya dalam hal pemenuhan gizi tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa program MBG di Manokwari Selatan memberi dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat. Sinergi antara pemerintah, DPR RI, dan masyarakat lokal membuktikan bahwa solusi untuk masalah gizi dapat dicapai secara efektif. Langkah-langkah ini sejalan dengan visi besar untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan produktif, yang menjadi dasar pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.