Pertanian Indonesia menghadapi tantangan serius di tengah perubahan iklim, isu pangan global, dan pertumbuhan populasi yang pesat. Salah satu solusi yang mulai diperhatikan adalah intercropping padi gogo di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Strategi ini bertujuan mendukung swasembada beras nasional dan meningkatkan ketahanan pangan negara.
Dalam konteks ini, seminar nasional tentang potensi intercropping padi gogo di lahan PSR yang diadakan di Bogor membahas peluang inovatif yang bisa dihadirkan oleh penerapan teknologi modern serta varietas unggul yang dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.
Pentingnya Intercropping Padi Gogo di Lahan PSR
Intercropping adalah teknik pertanian yang mengombinasikan lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan. Padi gogo merupakan salah satu varietas unggul yang mampu memberikan hasil yang lebih tinggi, seperti yang telah diteliti di Institut Pertanian Bogor dengan varietas IPB 9 Garuda. Varietas ini menunjukkan produktivitas maksimum hingga 11,3 ton per hektare gabah kering panen.
Penerapan intercropping padi gogo di lahan PSR sangat relevan untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian yang semakin berkurang akibat alih fungsi lahan dan urbanisasi. Dengan memanfaatkan lahan PSR, yang umumnya ada di wilayah dengan tanaman sawit usia belum menghasilkan (TBM), intercropping ini bisa memberikan hasil yang signifikan dalam hal pemenuhan kebutuhan beras nasional.
Strategi untuk Mendorong Keberhasilan Intercropping
Kunci dari keberhasilan intercropping padi gogo di lahan PSR terletak pada kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan penyedia benih dan pupuk, hingga petani itu sendiri. Dukungan regulasi yang memadai sangat diperlukan untuk merumuskan kebijakan yang mendukung stabilitas harga gabah dan subsidi pupuk. Revitalisasi koperasi petani juga akan memperkuat posisi tawar petani dalam pasar.
Pemberian akses pembiayaan yang lebih baik juga harus diperhatikan, termasuk melalui program-program seperti Dana Peremajaan Sawit Rakyat dan Kredit Usaha Rakyat. Dengan dukungan pendanaan yang lihai, petani akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam program intercropping, yang pada gilirannya akan membawa dampak positif bagi ketahanan pangan nasional.
Seminar ini menggarisbawahi pentingnya adanya pendekatan kolaboratif untuk mencapai keberhasilan dalam implementasi program intercropping padi gogo. Melalui kerjasama yang solid antara semua pihak, diharapkan masa depan pertanian Indonesia akan lebih cerah dan swasembada pangan dapat tercapai secara berkelanjutan.