• Hubungi Kami
  • Privacy Policy
Selasa, Agustus 26, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Warta Fokus
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Hankam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Hankam
  • Ekbis
  • Hukrim
No Result
View All Result
Warta Fokus
No Result
View All Result
Home Ekbis

Indonesia Menghadapi Tantangan untuk Kedaulatan Pangan dengan Dukungan dari Korea

Indonesia Menghadapi Tantangan untuk Kedaulatan Pangan dengan Dukungan dari Korea

Keinginan pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada pangan menghadapi berbagai tantangan serius. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat sebesar 1,1% setiap tahun dan produksi pangan yang stagnan, situasi ini makin kompleks dan memerlukan perhatian. Dari 2019 hingga 2024, data menunjukkan penurunan produksi pangan sebesar 1,1%. Ketergantungan pada impor beras yang mencapai 3,1 juta ton di tahun 2023 juga menjadi masalah yang harus segera diatasi.

Selain itu, kondisi lahan pertanian yang buruk, di mana 89,5% lahan tidak sustainable, semakin memperburuk keadaan. Tak hanya itu, kondisi petani yang semakin tua, dengan 70% dari mereka berusia lebih dari 43 tahun, menambah skala persaingan di sektor pertanian. Rendahnya kesejahteraan petani serta dampak perubahan iklim yang mengganggu proses tanam dan panen juga merupakan penghalang besar dalam mencapai target tersebut.

Tantangan dalam Swasembada Pangan

Deputi Bidang Tata Usaha dan Distribusi Kementerian Koordinator Pangan, Tatang Yuliono, dalam seminar internasional baru-baru ini membahas tantangan yang dihadapi Indonesia. Salah satu fokus utama adalah masalah sampah makanan, di mana laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) menyebutkan Indonesia menghasilkan 20,93 juta ton sampah makanan setiap tahun. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat limpahan makanan tertinggi di dunia, setelah China, India, dan Nigeria.

Menyikapi berbagai tantangan tersebut, pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah pangan. Presiden menegaskan dalam pidato pelantikan bahwa Indonesia harus mencapai swasembada energi, air, dan pangan dalam waktu empat tahun ke depan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah yang kuat untuk menghadapi tantangan serupa dan mengupayakan penyelesaian yang konkrit.

Kerja Sama Internasional dan Strategi Pangan

Pemerintah juga menginisiasi pembentukan Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang mengkoordinasikan berbagai kementerian dan badan terkait untuk menciptakan sinergi dalam mencapai tujuan tersebut. Target utama mereka meliputi peningkatan indeks ketahanan pangan dan penurunan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan secara signifikan.”

Perwakilan dari Korea Selatan, Park Soo-Deok, juga menjelaskan bahwa negaranya siap mendukung kerjasama di sektor pertanian dengan Indonesia. Kerja sama ini dianggap krusial untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia. Dalam dua dekade terakhir, hubungan kedua negara telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, dengan volume perdagangan yang meningkat dari kurang dari 10 miliar dolar AS menjadi lebih dari 20 miliar dolar AS. Komitmen lebih dari 300 ribu orang Indonesia yang berkunjung ke Korea dan sebaliknya, menandakan betapa pentingnya hubungan ini dalam konteks memperkuat sektor pertanian.

Hyungjun Noh dari KOPIA juga menekankan pada pentingnya kerja sama dalam meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Beliau mengamati berbagai masalah yang dihadapi petani Indonesia, seperti penurunan volume pupuk yang drastis, kurangnya akses terhadap Kartu Tani, serta kualitas bibit yang menurun. Semua faktor ini bertujuan untuk memperbaiki mesin pertanian guna mendukung pencapaian swasembada pangan yang diprogramkan.

Ciptakan pula kesempatan kerja yang layak untuk petani dan pekerja pertanian di Indonesia. Target ini bukan hanya untuk meningkatkan produksi pangan, namun juga untuk menciptakan pola makan sehat dan perkembangannya yang berkelanjutan di masa depan. Dengan upaya yang sistematis dan terorganisir, pemerintah berharap bisa menyukseskan program cetak sawah seluas 3 juta hektar.

Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Vivi Yulaswati, juga menegaskan pentingnya memiliki sektor pertanian yang kompetitif dan inovatif di tahun 2045. Dalam hal ini, diperlukan tata kelola pangan yang tangguh serta keragaman dalam produksi dan konsumsi. Langkah ini bertujuan agar Indonesia dapat menyediakan makanan yang sehat dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

Kerja sama dengan Korea Selatan dianggap sebagai pijakan untuk mendorong langkah-langkah yang diperlukan dalam mencapai swasembada pangan. Melalui kolaborasi yang kuat dan pemanfaatan sepenuhnya dari sumber daya yang tersedia, diharapkan Indonesia akan mampu mengatasi berbagai tantangan yang menghadang dalam sektor pangan.

Previous Post

Penyelundupan 237305 Benih Bening Lobster Senilai 236 Miliar Rupiah

Next Post

Material Logistik dan Personel Siap Kawal Konferensi OKI oleh Brimob Polda Metro

admin

admin

Sidebar

Rekomendasi

Pimpin Apel Perdana, Kapolda Tegaskan Pentingnya Soliditas Anggota Keamanan

Pimpin Apel Perdana, Kapolda Tegaskan Pentingnya Soliditas Anggota Keamanan

Kapolri Berangkat ke Lampung untuk Groundbreaking SPPG Polri

Kapolri Berangkat ke Lampung untuk Groundbreaking SPPG Polri

Kategori

  • Daerah
  • Ekbis
  • Hankam
  • Hukrim
  • Nasional
Warta Fokus

© 2025 Wartafokus.com. Semua hak cipta dilindungi undang-undang.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Privacy Policy

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Hankam
  • Ekbis
  • Hukrim

© 2025 Wartafokus.com. Semua hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?