Jakarta— Kontribusi kepolisian dalam meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia semakin nyata. Melalui pembinaan koperasi petani jagung di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, keberadaan mereka tidak hanya mendorong produksi pangan, tetapi juga mendorong inovasi dalam sektor pertanian. Hal ini terungkap dalam acara Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II yang berlangsung pada Kamis (5/6/2025), di mana banyak petani berpartisipasi aktif.
Di tengah tantangan global terkait ketahanan pangan, pertanyaan yang muncul adalah: bisakah Indonesia menjadi lumbung pangan dunia? Nyatanya, kepolisian telah mengambil langkah signifikan untuk memastikan hal tersebut melalui penelitian dan pengembangan produk turunan jagung. Masyarakat mulai menyadari bahwa pangan tidak hanya sekedar untuk konsumsi sehari-hari, tetapi juga bisa menjadi peluang bisnis.
Peran Koperasi dalam Memperkuat Pertanian
Koperasi yang dibina oleh pihak kepolisian merupakan salah satu langkah strategis untuk memperkuat pertanian lokal. Melalui program ini, petani diberi akses terhadap teknologi modern dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas. Hasilnya dapat terlihat secara langsung. Petani lokal, seperti Sukarni yang berusia 48 tahun, menyatakan bahwa dukungan ini telah sangat membantu mereka dalam mengelola lahan dan memperbaiki metode perawatan tanaman.
Data menunjukkan bahwa produktivitas jagung lokal meningkat secara signifikan. Dari hasil panen yang sebelumnya hanya satu tongkol per batang, kini bisa mencapai dua tongkol berkat intervensi koperasi dan pemantauan dari para ahli. Ini adalah satu dari banyak cerita sukses yang menunjukkan dampak nyata dari kerjasama antara lembaga pemerintah dan masyarakat.
Strategi dan Keberlanjutan Program Ketahanan Pangan
Untuk memastikan keberhasilan jangka panjang, ada berbagai strategi yang perlu diimplementasikan. Salah satunya adalah penguatan kapasitas petani melalui penyediaan alat modern dan pupuk berkualitas. Dukungan yang terus berlanjut dari lembaga seperti kepolisian dan militer sangat penting agar petani tidak hanya bergantung pada perantara, tetapi bisa mandiri dan terus berinovasi.
Ke depan, penting untuk merencanakan pengembangan lebih lanjut dalam bentuk diversifikasi produk. Selain jagung segar, pengembangan produk turunan seperti keripik dan nasi jagung harus diperluas. Inovasi ini tidak hanya membuka peluang pasar baru, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani. Dengan semua langkah ini, harapan akan kualitas hidup petani semakin terwujud dan ketahanan pangan nasional dapat terjaga.
Presiden juga mengingatkan agar kerjasama antara petani, kepolisian, dan institusi lainnya tidak berhenti di sini. Kesejahteraan petani harus menjadi prioritas utama dengan harga jagung yang stabil dan akses yang lebih baik ke pasar. Dengan komitmen bersama, Indonesia tidak hanya akan mampu swasembada pangan, tetapi juga menjadi pemain utama dalam pasar pangan global.