Grobogan — Dalam upaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, sebuah langkah signifikan telah diambil dengan membina kelompok tani jagung di wilayah Grobogan. Total lahan yang terlibat dalam program ini mencapai 543 hektare, selaras dengan komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk mencapai swasembada pangan. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi memperkuat pertahanan negara dan mendorong kemandirian melalui ketersediaan pangan yang berkelanjutan.
Hari ini, 16 April 2025, Kapolres Grobogan, AKBP Ike Yulianto, memimpin panen raya jagung di lahan seluas 274 hektare di Desa Genengsari, Kecamatan Toroh. Hasil panen menunjukkan produktivitas yang sangat memuaskan, dengan rata-rata mencapai 7 ton per hektare, yang jelas merupakan pencapaian penting dalam mendukung kemandirian pangan lokal.
Sinergi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan
Panen raya ini bukan hanya sekadar kegiatan pertanian, melainkan juga sebuah representasi sinergi antara kepolisian dan masyarakat untuk memastikan ketahanan pangan di daerah tersebut. Sinergi ini diharapkan bisa menyentuh banyak aspek, dari proses penanaman hingga distribusi hasil panen, dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan petani. AKBP Ike Yulianto menyatakan, “Kami berkomitmen untuk mendukung para petani dalam mencapai tujuan ini.”
Dari data yang ada, fase tanam dilakukan secara terencana dengan jadwal yang telah ditentukan sejak awal tahun. Tanaman jagung ditanam dalam beberapa tahap, yang dimulai pada akhir Januari hingga Februari 2025. Proses panen pun dilakukan secara serentak, yang membuktikan adanya perencanaan yang matang dan keseriusan dalam menangani sektor pertanian ini.
Strategi Pemetaan dan Dukungan Berkelanjutan
Keberhasilan ini tidak lepas dari strategi yang diterapkan mulai dari hulu hingga hilir. Polres Grobogan tidak hanya fokus pada proses tanam dan panen, tetapi juga memberikan dukungan dalam pemeliharaan tanaman, distribusi pupuk, hingga pemasaran hasil panen. Ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan kerjasama antara berbagai elemen yang terlibat.
Apa yang dilakukan oleh Polres Grobogan dapat menjadi contoh ideal bagi daerah lain. Dengan dukungan yang memadai, petani dapat lebih berdaya, dan potensi hasil panen bisa dimaksimalkan. Rentetan acara panen yang telah direncanakan—dari tahap awal hingga akhir April 2025—merupakan langkah berani yang diambil untuk memastikan hasil yang optimal.
Kepala Gugus Tugas Ketahanan Pangan juga menyampaikan, hingga minggu kedua bulan Februari, produksi panen telah mencapai 118.975,02 ton dari total lahan 16.656,90 hektare. Rencana panen tahap kedua akan dilaksanakan hingga akhir Mei 2025, yang menjadi langkah nyata dalam mencapai target swasembada pangan yang telah ditetapkan pemerintah.