Jakarta — Sebuah tradisi ziarah menuju Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan, menjadi agenda rutin menjelang perayaan Hari Bhayangkara setiap tahunnya. Pada 23 Juni 2025, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengambil bagian dalam kegiatan ini, mengawali upacara dengan penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk bangsa.
Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi merupakan bentuk penghargaan dan pengingat akan jasa-jasa para pahlawan nasional. Sebelum momen mengenang pahlawan, banyak yang mungkin bertanya, mengapa peringatan ini begitu penting? Momen peringatan ini menjadi kesempatan bagi seluruh anggota kepolisian untuk merenungkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para pendahulu.
Makna Ziarah di Taman Makam Pahlawan
Mengunjungi TMPNU Kalibata berarti melanjutkan warisan dan sejarah bangsa. Setiap tahun, upacara di TMPNU dihadiri oleh banyak jajaran, termasuk para petinggi kepolisian, sebagai simbol kesatuan dan penghormatan. Ritual ini dimulai dengan prosesi resmi yang dipimpin oleh Kapolri, yang menempatkan karangan bunga serta melakukan berbagai aktivitas penghormatan sembari mengheningkan cipta.
Melihat lebih jauh, kegiatan ini tak cuma menjadi seremoni formal. Ini juga bertujuan untuk membangkitkan semangat juang di hati masyarakat dan instansi kepolisian. Tak jarang, dalam acara semacam ini, petugas kepolisian dibekali dengan cerita-cerita sejarah dari para pahlawan, mendorong mereka untuk memberdayakan pengalaman tersebut dalam tugas sehari-hari. Tak heran, setiap tanggal 1 Juli, hari pahlawan polisi ini, banyak hikmah yang bisa diambil oleh generasi sekarang.
Strategi Menghormati Para Pahlawan dan Melanjutkan Warisan
Setelah rangkaian upacara, Kapolri bersama jajaran PJU Mabes Polri melanjutkan tradisi tabur bunga di makam para pahlawan. Kegiatan tersebut dilakukan di berbagai lokasi, termasuk Makam Presiden ke-3 RI, BJ. Habibie, yang dikenal dengan inovasi dan dedikasi untuk bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa menghormati jasa pahlawan bukan hanya sekadar menghantarkan bunga, melainkan juga menanamkan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.
Sebagai penutup, acara ziarah ini diiringi dengan rasa syukur dan doa, berharap agar semangat para pahlawan selalu menginspirasi generasi mudah. Kegiatan silaturahmi yang dilakukan Kapolri dengan Ibu Meriyati Roeslani, istri dari Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso, juga menunjukkan hubungan kekeluargaan dan penghargaan terhadap sosok-sosok yang telah berkontribusi untuk negara.