Boyolali — Suasana khidmat dan penuh kekhusyukan menyelimuti Masjid Al Ikhlas Polres Boyolali, ketika ratusan personel Polres Boyolali berkumpul mengikuti kegiatan Dzikir dan Doa Bersama dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79 Tahun 2025. Kegiatan ini tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga sebagai wadah untuk merenung dan memperkuat ikatan moral di kalangan anggota kepolisian.
Kegiatan religius ini dihadiri oleh berbagai elemen penting dalam Polres Boyolali, termasuk Kapolres, Wakapolres, dan sejumlah pejabat lainnya. Kehadiran sekitar 150 orang ini menunjukkan betapa pentingnya kegiatan spiritual dalam mendukung moral dan semangat para anggota Polri. Dalam suasana yang tenang, para peserta mengikuti rangkaian acara yang dipandu oleh Kanitbintibsos Polres Boyolali, IPDA Mustakim, dengan pembacaan Surat Yasin di awal acara.
Makna Dzikir dan Doa dalam Pembentukan Karakter Polri
Dzikir dan doa bersama adalah momen yang sangat berharga dalam pembentukan karakter anggota Polri. Selain sebagai bentuk pengabdian, kegiatan ini memperlihatkan bahwa spiritualitas juga menjadi bagian penting dari tugas mereka. Dalam tradisi Polri, kegiatan seperti ini bertujuan untuk mendorong anggota agar lebih ikhlas dan berkomitmen dalam menjalankan tugas melayani masyarakat.
Data menunjukkan bahwa kegiatan spiritual meningkatkan kepuasan dan kinerja anggota. Penelitian menunjukkan bahwa 70% anggota yang secara rutin mengikuti kegiatan dzikir dan doa merasa lebih termotivasi dan memiliki integritas yang lebih tinggi dalam menjalankan tugas. Penyampaian doa dan harapan oleh Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, menekankan betapa pentingnya kekuatan doa dalam menghadapi tantangan tugas sehari-hari.
Pentingnya Rasa Syukur dalam Setiap Tugas dan Pengabdian
Selain dzikir, tausiah yang disampaikan oleh Ustad H. Ahmad Yani, S.Ag., M.Pd.I., mengajak para anggota untuk senantiasa menjaga rasa syukur atas nikmat yang telah diterima. Hal ini mencakup kesehatan, keamanan, dan kesempatan untuk beribadah serta melayani masyarakat. Konsep bersyukur ini tidak hanya diucapkan, tetapi harus direalisasikan melalui tindakan-tindakan nyata, seperti peningkatan kualitas ibadah dan kejujuran dalam melaksanakan tugas.
Melalui pendekatan ini, anggota Polri diajak untuk berpikir lebih dalam mengenai tanggung jawab sosial mereka. Dalam konteks ini, mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi adalah cerminan dari rasa syukur yang sejati. Selain itu, kegiatan ini juga diakhiri dengan upaya nyata, yaitu memberikan santunan kepada anak-anak yatim, sebagai bentuk kepedulian sosial dan berbagi yang sangat penting dalam masyarakat.
Dengan doa yang dipanjatkan, diharapkan Polri akan terus diberi kekuatan dalam pengabdiannya, serta mampu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan integritas dan ketulusan. Diharapkan agar setiap anggota Polri dapat menjadikan momen seperti ini sebagai pengingat bahwa setiap tugas mereka bukan hanya pekerjaan, tetapi merupakan pengabdian mulia yang harus dilakukan dengan sepenuh hati.