JAKARTA, — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen yang dihitung berdasarkan tahunan atau year-on-year.
Pertumbuhan ini di antaranya ditopang oleh kenaikan produksi dan juga stabilitas harga bahan pokok terutama selama bulan puasa dan Idulfitri 2025. Selain itu, bagaimana jika kita mengeksplor lebih dalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi fenomena ini?
Pendorong Pertumbuhan Ekonomi melalui Stabilitas Pangan
Salah satu kunci bagi pertumbuhan ekonomi yang stabil adalah kestabilan harga pangan. Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga harga tetap terjangkau, baik sebelum puasa maupun setelah Lebaran. Kebijakan ini dilakukan dengan melibatkan Perum Bulog untuk menyerap gabah sesuai dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang ditetapkan, yaitu Rp6.500 per kilogram.
Dari sini, terlihat jelas bahwa stabilitas harga beras menjadi salah satu elemen vital dalam menjaga daya beli masyarakat. Ketika harga pangan terkendali, masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang berpenghasilan rendah juga mendapatkan perlindungan melalui program bantuan pangan dari pemerintah, suatu langkah yang berperan besar dalam menciptakan keadilan sosial.
Strategi Pembentukan Cadangan Pangan yang Efektif
Dalam menjaga ketahanan pangan, pemerintah tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada distribusi dan konsumsi. Penting untuk diingat bahwa surplus pangan bukan hanya angka, melainkan pencapaian yang menunjukkan kapasitas produksi negara. Proyeksi surplus beras yang mencapai 3,33 juta ton dari Januari hingga Juni 2025 merupakan berita baik, terutama jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 1,46 juta ton.
Strategi seperti ini menghindarkan negara dari potensi krisis pangan dan inflasi yang mengkhawatirkan. Daya beli masyarakat yang lebih terjaga merupakan dampak positif dari intervensi yang dilakukan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terjaga. Selain itu, meningkatnya permintaan domestik untuk komoditas seperti daging dan telur juga berkontribusi dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, terutama pada momen hari besar keagamaan.
Kesimpulannya, terdapat hubungan yang erat antara ketahanan pangan, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi. Ketika setiap elemen bekerja secara sinergis, maka hasilnya bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang positif, tetapi juga masyarakat yang lebih sejahtera.