Relasi antara advokat dan keadilan merupakan ikatan yang tidak bisa dipisahkan. Prosesi penyumpahan advokat baru yang dilakukan oleh Dewan Pergerakan Advokat Republik Indonesia (DePA-RI) di Pengadilan Tinggi Banjarmasin menjadi momentum penting yang menekankan peran strategis advokat dalam menjalankan profesinya dengan penuh integritas.
Penyumpahan ini berlangsung pada 15 Juli 2025 dan dipimpin oleh Ketua Pengadilan Tinggi Banjarmasin yang memiliki rekam jejak cemerlang, termasuk sebagai mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango. Kegiatan ini bukan hanya sekadar ritual formal, namun menjadi wadah bagi para advokat untuk merenungkan tanggung jawab besar yang mereka emban.
Pentingnya Integritas dalam Profesi Advokat
Advokat, sebagai pilar penegakan hukum, dituntut untuk menjalani profesinya dengan integritas tinggi. Pesan Nawawi Pomolango yang mengingatkan para advokat tentang risiko terjerumus dalam praktik transaksional seperti suap, menyoroti tantangan yang sering kali dihadapi dalam dunia hukum. Peningkatan angka korupsi yang melibatkan aparat hukum menuntut advokat untuk bersikap tegas dan menjaga jarak dari mafia hukum.
Data menunjukkan bahwa banyak advokat, jaksa, hakim, dan polisi terjebak dalam lingkaran hitam ini, yang berujung pada hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan. Atas dasar tersebut, pencarian advokat yang tidak hanya paham hukum tetapi juga berintegritas menjadi semakin mendesak. Figur-figur seperti Adnan Buyung Nasution dan Yap Thiam Hien diharapkan menjadi teladan bagi advokat baru untuk menjaga nama baik profesi mereka.
Membangun Karakter Pejuang Keadilan
Dalam konteks ini, sangat penting bagi advokat untuk memiliki karakter pejuang keadilan. Advokat tidak hanya dituntut untuk berpegang pada kode etik profesi, tetapi juga mengasah keterampilan dan pengetahuan hukum mereka secara berkelanjutan. Dr. Tahir Musa Luthfi Yazid, Ketua Umum DePA-RI, memotivasi para advokat untuk menjadi pembela masyarakat yang tak berdaya, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan ketidakadilan.
Sikap asisten pribadi yang pernah diambil oleh Dr. Tahir dari sosok Adnan Buyung Nasution menunjukkan betapa pentingnya integritas dan kepedulian terhadap hak asasi manusia. Momen penyumpahan ini diharapkan menjadi momentum awal bagi para advokat untuk meneladani perjuangan hukum yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya dan berdedikasi dalam menjalankan profesi mereka dengan martabat. Setiap advokat diharapkan tidak hanya bekerja untuk kepentingan klien, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan pelantikan ini, diharapkan para advokat bisa menjadi garda terdepan dalam menegakkan keadilan, menciptakan penerapan hukum yang tidak hanya adil tetapi juga merata. Komitmen untuk menjaga integritas menjadi kunci penting dalam menjalankan tugas mereka sebagai advokat.
