Jakarta, — Sebuah inisiatif menarik baru saja dihadirkan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Mereka meluncurkan program berjudul “Tidung Green Wave Central: Kreasi, dan Aman (Anak Muda Anti Kekerasan Seksual dan Peduli Lingkungan)” pada Selasa (15/07/2025). Acara ini dirancang sebagai bagian dari tugas mata kuliah Manajemen Event dan berlangsung selama tiga hari, dengan tujuan pemberdayaan masyarakat yang nyata.
Dengan tujuan untuk melahirkan dampak yang berkelanjutan, kegiatan “Tidung Green Wave” berfokus pada dua aspek utama, yaitu “Kreasi” dan “Aman”. Pertanyaannya, bagaimana acara ini dapat menjadi platform efektif untuk mempromosikan kesadaran akan lingkungan serta mengatasi isu kekerasan seksual? Melalui event ini, para mahasiswa berusaha memberikan kontribusi positif baik kepada masyarakat lokal maupun sektor pariwisata di Pulau Tidung.
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Edukasi
Dalam acara ini, para mahasiswa tidak hanya berfokus pada teori manajemen event, tetapi juga menyajikan agenda edukasi yang relevan. dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, acara ini berfungsi sebagai wadah untuk membangun kesadaran. Masyarakat diundang untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Dalam pandangannya, Ketua Forum Mahasiswa Kepulauan Seribu, Ibnu Nishwar, menekankan pentingnya menjaga kebersihan Pulau Tidung, yang merupakan destinasi wisata populer. Menurutnya, keberlanjutan lingkungan sangat tergantung pada perilaku setiap individu dalam menjaga kebersihan. Ia menyarankan untuk tidak membuang sampah sembarangan, demi menjaga keindahan alam yang masih asri.
Pemberdayaan UMKM dan Pelatihan Desain
Dalam aspek lain dari acara ini, mahasiswa juga memberikan perhatian kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pulau Tidung. Ketika berbicara mengenai pengembangan UMKM, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kepulauan Seribu, Ahmad Basahil, menyatakan bahwa banyak UMKM yang belum memiliki identitas produk yang jelas. Selain itu, ia menggarisbawahi bahwa melalui pelatihan yang diadakan oleh mahasiswa, UMKM dapat belajar cara membuat logo dan pemasaran yang lebih baik.
Dr. Nurlina Rahman, Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Event, juga memberikan dukungannya terhadap pelatihan desain logo untuk UMKM. Ia menekankan bahwa mahasiswa telah dibekali dengan ilmu desain grafis yang memadai, sehingga mereka dapat menerapkan teori yang telah dipelajari untuk membantu para pelaku UMKM. Pengalaman ini diyakini akan memberi nilai tambah kepada produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha lokal.