Pekanbaru — Sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Pekanbaru, di mana Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dalam sebuah prosesi adat yang berlangsung khidmat di Rumah Adat Melayu pada Sabtu (12/7/2025). Penghargaan ini menunjukkan komitmen tulus Kapolri dalam menjaga keamanan dan ketertiban, serta upaya membangun hubungan harmonis antara Polri dan masyarakat lokal.
Acara tersebut tidak hanya menjadi momen penghormatan, tetapi juga menggugah pertanyaan dalam benak kita: Seberapa pentingkah hubungan antara institusi keamanan dan masyarakat adat dalam menciptakan keharmonisan? Penganugerahan ini mengisyaratkan bahwa nilai-nilai kebudayaan dan adat sangat penting dalam menjalankan tugas kepolisian.
Pentingnya Penghargaan Budaya dalam Masyarakat
Penghargaan seperti Anugerah Adat Ingatan Budi bukanlah sekadar simbol tanpa makna. Hal ini menggambarkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara Polri dan masyarakat Melayu Riau. Dalam setiap budaya, ada nilai-nilai dan norma yang dapat memperkuat rasa saling pengertian dan kepercayaan. Kapolri menyadari pentingnya mengakui dan menghormati adat istiadat setempat dalam upaya menciptakan integrasi yang lebih baik.
Dalam sambutannya, Kapolri mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut adalah amanah moral. Kita dapat berargumen bahwa dengan mengakui adat dan tradisi, institusi kepolisian berupaya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat. Keikhlasan dan ketulusan dalam pelayanan adalah esensi yang harus dipegang teguh. Ini menunjukkan bahwa upaya pemolisian tidak hanya berpijak pada hukum, tetapi juga pada keadilan sosial yang mengakar dalam budaya.
Menjalin Kerjasama yang Harmonis
Kapolri menegaskan pentingnya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam adat Melayu dalam konteks pelayanan kepada masyarakat. Ia mengatakannya sebagai bagian dari semangat Polri untuk memberikan pelayanan terbaik. Ini adalah langkah strategis yang menunjukkan bagaimana Polri dapat berperan aktif dalam membangun kepercayaan publik. Dengan mendekatkan diri kepada komunitas, tugas kepolisian dapat dilakukan dengan lebih presisi dan humanis.
Dalam konteks ini, penganugerahan ini juga menjadi simbol harapan untuk kedepannya. Tidak hanya untuk kepolisian, tetapi untuk seluruh masyarakat. Harapan bahwa seiring berjalannya waktu, hubungan antara hukum dan budaya semakin kuat, menciptakan suasana aman dan nyaman bagi setiap individu. Melalui kerjasama yang harmonis, tindakan kepolisian akan dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.
Acara penganugerahan diakhiri dengan doa bersama dan ramah tamah. Momen ini menjadi simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik, di mana institusi keamanan dan masyarakat adat saling mendukung dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dengan demikian, kehadiran Kapolri dalam acara tersebut bukan hanya sebagai pemimpin polisi, tetapi juga sebagai jembatan antara warga dan institusi, menghadirkan rasa saling menghormati dan mengerti.