Dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Yahukimo, tim Satgas Operasi Damai Cartenz bekerja sama dengan Sat Reskrim Polres setempat telah melaksanakan penegakan hukum yang memfokuskan pada kasus penyerangan brutal terhadap guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk. Kejadian ini, yang terjadi pada pertengahan Maret, memicu respons cepat dari pihak berwenang yang telah berhasil menangkap delapan terduga pelaku hingga Jumat, 11 Juli 2025.
Fakta menarik menyelimuti penangkapan ini; delapan orang yang ditangkap ternyata merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dikenal dengan nama Batalyon Eden Sawi Yali. Mereka beroperasi di bawah komando Ohion Helembo, yang dikenal sebagai Bapa Simpan, dan terhubung langsung dengan Kodap XVI Yahukimo yang dipimpin oleh Elkius Kobak. Penangkapan ini menunjukkan betapa seriusnya situasi keamanan di daerah tersebut dan perlunya kesigapan dalam menanggapi tindakan kekerasan.
Pelaku dan Jaringan KKB yang Terlibat
Dalam penggerebekan tersebut, pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi tiga orang pelaku utama, yaitu Aris Pahabol, DH, dan NS, yang telah terbukti terlibat langsung dalam tindakan kekerasan tersebut. Lima pelaku lainnya masih dalam tahap pendalaman lebih lanjut untuk memastikan peran mereka dalam organisasi kriminal yang lebih besar ini. Penanganan kasus ini bukan hanya sekedar menangkap pelaku, tetapi juga mengungkap jaringan yang lebih luas yang mendukung aksi-aksi kejam ini.
Dari data yang diperoleh, keterlibatan kelompok seperti Batalyon Eden Sawi Yali menunjukkan bahwa tindakan kekerasan terhadap guru dan tenaga kesehatan bukanlah peristiwa yang terpencil, melainkan bagian dari pola yang lebih besar dan terencana. Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz, menegaskan bahwa setiap tindakan yang menargetkan individu yang menjadi simbol kemanusiaan dan pelayanan publik harus direspons dengan tegas. Ia menggarisbawahi pentingnya profesionalisme dalam penanganan kasus yang sensitif ini, yang bisa berdampak besar terhadap stabilitas sosial di Papua Pegunungan.
Strategi Penanganan dan Harapan ke Depan
Untuk mengatasi masalah ini, kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat menjadi kunci. Kombes Pol. Yusuf Sutejo, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh situasi yang ada. Ketika masyarakat berperan aktif dalam memberikan informasi dan dukungan kepada aparat keamanan, hal ini akan memperkuat upaya penegakan hukum serta menjaga kedamaian di daerah tersebut.
Penting untuk diingat bahwa tindakan kekerasan terhadap guru dan tenaga kesehatan tidak hanya merugikan individu yang terkena, tetapi juga menciptakan ketakutan yang lebih luas di komunitas. Oleh karena itu, penyelesaian yang holistik dan berbasis masyarakat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua. Upaya terus dilakukan untuk mendalami keterlibatan kelompok bersenjata yang mungkin masih berada di luar jangkauan penegakan hukum, demi mewujudkan rasa aman bagi masyarakat.